Selasa, 01 September 2009

TRANSKRIPSI KETERANGAN PERS PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO TENTANG ISU TARI PENDET

DI KANTOR PRESIDEN
25 AGUSTUS 2009


Bismillahirrohmanirrohim

Saudara-saudara,
Saya baru menerima laporan dan penjelasan dari Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, serta Menteri Luar Negeri, berkaitan dengan isu tari Pendet yang menjadi bagian dari iklan wisata di Malaysia. Kepada kedua menteri, saya juga meminta sekaligus langkah-langkah kita untuk ciptaan dan karya anak bangsa itu mendapatkan pengesahan, baik di dunia internasional maupun di luar negeri. Sekaligus saya juga meminta update dari kerjasama dan hubungan antara Indonesia dan Malaysia, termasuk bagaimana upaya kedua pemerintah untuk mengelola isu-isu seperti ini.

Oleh karena itu, untuk pertamakalinya sejak lima tahun yang lalu, saya memberikan pernyataan berkaitan dengan isu semacam tari Pendet, tarian Bali, tarian Indonesia yang menjadi bagian dari iklan kepariwisataan di Malaysia.

Pertama-tama, Menbudpar telah bertindak, telah menyampaikan surat, yang tentunya bernada protes dan minta penjelasan tentang duduk perkara yang sebenarnya. Jawaban sementara, memang itu iklan dibikin oleh sebuah private company yang berkaitan dengan usaha kepariwisataan di Malaysia. Terhadap itu saya berpendapat, bagaimanapun saya berharap pemerintah Malaysia bisa menjaga sensitifitas rakyat Indonesia yang berkaitan dengan itu, karena kejadian ini bukan yang pertama kali.

Beberapa tahun yang lalu atas inisiatif saya dan disetujui pimpinan Malaysia, kita juga membentuk Eminent Person Group yang khusus mengelola barangkali permasalahan, persengketaan di antara kedua bangsa, bangsa Indonesia dan bangsa Malaysia, termasuk isu-isu tentang hak cipta ataupun karya budaya dan karya peradaban diantara kedua bangsa. Dengan semangat kita ingin menjaga hubungan baik diantara Indonesia dan Malaysia, berkaitan dengan isu tarian Pendet yang menjadi bagian dari iklan di Malaysia itu, ke depan pemerintah Malaysia sungguh memberikan atensi, menjaga perasaan rakyat Indonesia, memelihara hubungan baik kita dan Eminent Person Group itu bisa difungsikan untuk mencegah hal-hal yang begini. Ini harapan saya, dengan semangat --sekali lagi-- menjaga dan memelihara hubungan baik.

Protes yang dilakukan pemerintah Indonesia, saya anggap tidak berlebihan karena sudah terjadi beberapa kali dan ini tujuannya untuk kebaikan di masa depan. Itu yang pertama.

Kedua, masih berkaitan dengan Indonesia dengan Malaysia, sesungguhnya di sisi lain seperti kerjasama di dalam bidang ketenagakerjaan ini memiliki progress yang baik. Warga negara Indonesia yang ada di Malaysia, yang berjumlah sekitar 1,8 juta, baik itu yang bekerja di jajaran Kedutaan Besar atau Konjen, yang belajar atau keperluan lain, maupun yang termasuk Tenaga Kerja Indonesia yang bekerja di Malaysia. Ini juga masalah yang sensitif, banyak muncul masalah-masalah yang berkaitan tentang itu. Tetapi ada progress yang baik, yang kita kerjasamakan diantara kedua pemerintah, Indonesia dan Malaysia.

Mengingat kita bisa menjalankan kerjasama yang baik semacam pengelolaan Tenaga Kerja Indonesia itu, saya sungguh berharap terhadap isu-isu yang berkaitan dengan kebudayaan, hak cipta, dan yang berkaitan dengan karya bangsa Indonesia, kiranya sekali lagi pemerintah Malaysia memberikan atensi dengan berangkat dari niat baik yang sama-sama kita sepakati untuk menjaga jangan sampai hubungan kedua bangsa terganggu karena masalah-masalah itu.

Saudara-saudara,
Berkaitan dengan bagaimana ke depan, langkah-langkah yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia sesungguhnya sudah menuju kepada pengakuan kepemilikan karya bangsa Indonesia, hak cipta, hak kekayaan intelektual, dan sebagainya. Saudara ketahui, sebagai contoh, setelah wayang itu telah diterima UNESCO sebagai sebuah heritage, global heritage yang ada di Indonesia pada tahun 2003, sekali lagi tahun 2005 keris juga sudah diakui oleh UNESCO sebagai warisan yang sama dengan wayang tadi. Sekarang ini kita sedang menunggu, mudah-mudahan segera tembus diakui oleh UNESCO, batik sebagai karya Indonesia. Dan setelah itu kita masih terus mendorong berikutnya lagi Angklung dan tentu kita akan terus memperjuangkan pada tingkat global, dalam hal ini ke UNESCO, karya budaya Indonesia yang patut menjadi heritage dan diakui oleh dunia.

Disamping itu banyak sekali, apakah itu handycraft, apakah itu tarian, apakah itu seperti poco-poco, nyanyian, batik dan sebagainya, yang perlu kita juga perhatikan hak cipta, hak kekayaan intelektual. Terus terang kita hidup dalam era globalisasi. Negara-negara maju, negara-negara barat sangat peduli pada hak cipta itu, hak kekayaan intelektual itu, itu bagian dari barangkali ekonomi di negara itu. Oleh karena itu Indonesia tidak boleh tertinggal dan harus terus kita lakukan langkah-langkah yang lebih serius lagi ke depan agar karya atau ciptaan dari putra-putri Indonesia betul-betul segera dipatenkan, disahkan hak ciptanya.

Saya sudah menyampaikan kepada menteri-menteri terkait, dalam hal ini Menteri Hukum dan HAM, Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata dan saya minta gubernur dilibatkan untuk segera melakukan percepatan inventarisasi dari karya anak bangsa yang banyak sekali di daerah-daerah untuk di dalam negeri sendiri segera kita tentukan hak ciptanya. Dengan demikian, dari situ sebagian patut kita bawa ke tingkat dunia sebagai bagian dari global atau world heritage untuk bangsa kita.

Kepada para perajin, saya ulangi karena saya serukan berkali-kali, jangan lupa kalau ada batik misalkan, entah darimana, tulis: "Yogyakarta – Indonesia." Songket misalkan, Palembang – Indonesia, Bukittinggi - Indonesia. Kemudian masukkan nama daerahnya dan Indonesianya. Biasakan seperti itu. Demikian juga yang lain-lain. Seperti Poco-poco, jelas itu tari-tarian kita, bagaimana mungkin muncul di negara lain.

Tapi kita harus open, kita harus peduli, kita harus rajin mencantumkam semua itu menjadi karya kita. Jadi kita sendiri sudah harus makin peduli, begitu tatanan dunia sekarang ini. Dan saya minta semua mempermudah, mempercepat setiap urusan. Saya masih melihat kelambatan disana-sini. Saya sudah meminta, misalnya pada Menteri Hukum dan HAM, birokrasinya dibikin lebih cepat lagi. Demikian juga kementerian yang lain.

Para gubernur saya minta juga lebih aktif. Fasilitasi, dorong dan bantu agar karya seniman kita, budayawan kita, baik yang masih ada maupun yang sudah tiada tapi menjadi bagian jejak sejarah, peradaban serta budaya kita, harus segera kita tetapkan. Sahkan hak ciptanya dan menjadi kekayaan dari negara kita.

Demikianlah saudara-saudara yang dapat saya sampaikan. Ini pelajaran yang sangat baik. Dan saya sekali lagi berharap, niat baik Indonesia untuk menjaga hubungan baik ini juga dimiliki pula oleh Malaysia untuk melakukan hal yang sama sehingga kerjasama yang sudah baik di banyak bidang jangan terganggu dengan hal-hal semacam ini.

Demikianlah penjelasan saya saudara.
Terimakasih.


Sumber :
http://www.presidensby.info/index.php/pers/presiden/2009/08/25/449.html

0 komentar:

Posting Komentar

 

Site Info

MALINGSIA HARAM!!!

MALINGSIA HARAM!!!
MALINGSIA HANYA NEGARA BODOH DAN PLAGIAT

INDONESIA MOVE ON Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template